Tara's Birthday

babies Lilypie1st Birthday Ticker

Wednesday, September 13, 2006

MEMOHON NAFKAH

Baru saja dapat email dari dompet dhuafa republika, artikelnya menurut gue bagus banget... silahkan disimak di bawah ini (mohon ijin kepada penulis untuk di post di blog ini... )

-------------------------------------------------------
Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia
merasa bingung. Sudah banyak cara telah ia tempuh,
namun rezeki masih tetap sulit ia cari.
Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi
kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia
menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap
hidup luntang-lantung tak menentu.
Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak
ada makanan. Namun kalau terus-terusan hidup kepepet
dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada
kebanggaan diri.
Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang
saran. Kalau boleh sekaligus minta do'a dan pekerjaan
darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok
Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia
kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya
mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah
keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad
tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat
Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya. Makanya hari
itu, Fadlan datang untuk meminta nasehat kyai
tersebut.

"Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara
dalangnya adalah Gusti Allah! Jadi, manusia itu hidup
karena disuruh 'manggung' oleh Dalangnya!" Kyai Ahmad
membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan.
"Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri.
Pasti, ia dimainkan oleh Dalang. Sementara selama di
panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang
itu! Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di
dunia, tanpa diperhatikan segala kebutuhannya oleh
Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!" Kyai
Ahmad mengakhiri penjelasannya dengan sebuah
pertanyaan.
"Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin
hidup hamba-Nya… kenapa hidup saya seperti sia-sia
begini ya… nyari nafkah saja kok susah!" Fadlan
menyampaikan keluhnya.

"Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah.
Kalau kamu datang kepada Gusti Allah, hidupmu gak
bakal sia-sia!" Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya
dari kata 'datang kepada Allah', ia pun menanyakan
gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad.
Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, "Fadlan...,
semua masalah di dunia ini bakal selesai asal kita
datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang
bermasalah, punya hutang segunung, rezeki sulit,
ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan, kelaparan
dan lain-lain... Itu disebabkan karena mereka tidak
datang kepada Allah. Kalau saja mereka datang kepada
Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!"
"Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?" Fadlan
bertanya dengan nada penasaran. "Ya, hanya sesederhana
itu!" Pak kyai menegaskan.

Pak Kyai bercerita, "Pernah terjadi di Rusia di sebuah
negeri yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke
tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang
kantuk. Kepalanya mulai mengangguk-angguk karena
kantuk. Tukang cukur merasa kesal, namun untuk
membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai
bicara:
'Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang
adanya Tuhan?' Pelanggan menjawab, 'Ya, saya percaya
adanya Tuhan!' Agar pembicaraan tak terhenti, si
tukang cukur menimpali, 'Saya termasuk orang yang
tidak percaya kepada Tuhan!' 'Apa alasanmu?' pelanggan
melempar tanya.

'Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya
adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut saya
tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak
masalah, terlilit hutang, terserang penyakit,
kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti
sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!' tukang
cukur berbicara dengan cukup lantang.
Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras
mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran selesai
pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan
pun terhenti. Sementara si tukang cukur tersenyum
sinis, seolah ia telah memenangkan perdebatan.
Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan
bangkit dari kursi dan ia berikan ongkos yang cukup
atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan
pamit untuk meninggalkan tempat. Namun dalam
langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas
perdebatan kecil yang baru ia jalani.
Saat berdiri di depan pintu barber shop, ia tarik
tungkai pintu kemudian hendak melangkahkan kakinya
keluar.... saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban
padanya.

Matanya tertumbuk pada seorang pria gila yang berparas
awur-awuran. Rambut panjang tak terurus, janggut lebat
berantakan.
Demi melihat hal sedemikian, pintu barber shop yang
tadi telah ia buka maka ditutup kembali. Ia pun datang
lagi kepada tukang cukur dan berkata, 'Pak, menurut
saya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!'
Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang cukur balik
bertanya, 'Bagaimana bisa Anda berkata demikian.
Padahal baru saja rambut Anda saya pangkas!'
'Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang
kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus,
janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia
ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria
yang berperawakan seperti itu!' si pelanggan
menyampaikan penjelasannya.

Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng
ia berkata, 'Pak... bukan Tukang Cukur yang tidak ada
di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang
Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke
tempat saya... Andai dia datang, maka rambut dan
janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak
berperawakan sedemikian!'
Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara,
'Naaaahhhh.... itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga
telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda
lontarkan!' 'Apa maksudmu?' si tukang cukur tidak
mengerti dengan pernyataan pelanggannya.
'Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia
yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada
Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan.
Persis sama kejadiannya bila pria gila tadi datang
kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!'"
Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan.

Terlihat Fadlan menganggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi..., kamu hanya tinggal memohon saja apa yang
kamu inginkan kepada Allah Swt., pasti Allah bakal
berikan apa yang kamu pinta!" Kyai Ahmad berkata
memberi garansi.
Fadlan sudah mulai yakin, tapi ia masih mengejar
dengan satu pertanyaan, "Pak Kyai, saya sudah niat
untuk datang dan semakin mengakrabkan diri kepada
Allah. Tapi bagaimana caranya ya pak Kyai agar saya
bisa memohon nafkah yang cukup kepada Allah?"
Kemudian Pak Kyai membacakan ayat dalam Al Qur'an:
"Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan,
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau
masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang
Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". QS. 3 : 26-27

"Bacalah ayat itu sesering mungkin dan perbanyak doa
memohon nafkah serta rezeki yang halal dari Allah Swt.
Yakinlah bahwa Allah Swt akan senantiasa menjamin
penghidupanmu dan keluarga!" Kyai Ahmad mengakhiri
pembicaraan dengan memberi pesan.
Usai pembicaraan dengan Kyai Ahmad, Fadlan merasa
yakin bila dirinya hendak mencari nafkah, maka cara
termudah yang dapat ia kerjakan hanyalah dengan
'Datang dan Memohon kepada Pemilik Nafkah!'
Fadlan telah meyakini hal ini. Bagaimana dengan Anda?

Bobby Herwibowo - 08158300456
Dewan Pengawas Syariah - Dompet Dhuafa Republika

No comments: