Tara's Birthday

babies Lilypie1st Birthday Ticker

Tuesday, September 04, 2007

Love of my life


IMG_4642, originally uploaded by astri anindita.

She is a 6 months old gorgeous baby.

Tara makan...


IMG_4589, originally uploaded by astri anindita.

Tara lagi nyoba makanan padat pertama... lagi disuapin bubur beras merah buatan bunda... nyam... nyam... enak ya nak?

Tuesday, August 21, 2007

Elegi untuk mamah


Gak kerasa, hari ini sudah 40 hari berlalu dari hari meninggalnya mamah. Kalau dihitung dari terakhir kali ketemu mamah tanggal 3 Juli 2007 sudah lebih dari 40 hari gue gak ketemu mamah.
Sepertinya baru kemarin gue nganter mamah pulang ke Ngrajek untuk acara kawinan di Yogya berangkat dari Stasiun Gambir, naik kereta yang seharusnya sekitar 8.15 tapi telat banget jadi hampir 9.30 baru berangkat, tapi kalau dipikir2 mungkin itu kesempatan terakhir gue bicara dengan mamah secara langsung karena selebihnya hanya lewat telepon, bahkan sampai sehari sebelum mamah meninggal.

Tapi memang kematian itu urusan Allah, gak ada yang menyangka kapan datangnya, mamah sendiri kelihatannya sehat dan gak ada penyakit parah sewaktu berangkat. Bahkan terdengar senang ketika memberi kabar akan diajak oleh Om dan Tante untuk jalan-jalan ke Bali dan Lombok lewat Malang setelah acara kawinan di Yogya selesai. Mamah memang sempat berulang-kali minta untuk didoakan supaya jalan-jalannya lancar gak ada halangan, gue sendiri sempet sedikit kesel dan bilang supaya mamah gak usah berpikiran yang jelek-jelek tapi mungkin mamah seudah kerasa? gak tahu juga. Mamah malah sempat pesen kalau misalnya kenapa-kenapa jangan lupa telepon rumah belum dibayar dan minta tolong dibayarin. Apakah ini pesan terakhir? gak tahu juga, walaupun hati gue sempet gak enak sih waktu dengernya, tapi kan waktu itu cuma berusaha untuk berpikir positif aja.

Sehari setelah mamah berangkat ke Bali, seperti biasa gue pagi-pagi suka telepon untuk tanya kabarnya, dan ternyata mamah sudah sakit dan cuma bilang "Nda, mamah sakit nih". Gue sendiri sih waktu itu masih mikir kalo cuma masuk angin biasa, mamah kan emang sering kalo ngeluh masuk angin. Gue cuma nyaranin mamah untuk ke dokter untuk diperiksa, soalnya kan lagi jauh dari anak-anaknya. Sorenya mamah telepon dan bilang kalau menurut dokter memang cuma masuk angin dan mabuk perjalanan, bahkan tekanan darahnya pun normal. Sehari setelah itu ketika di telepon lagi, suara mamah sudah terdengar mendingan bahkan mamah bilang kalau sudah mau makan dan sedang pijat. Gue sendiri bersyukur karena mamah sudah baikan dan bilang supaya mamah istirahat aja di Malang.

12 Juli 2007, sekitar jam 07.00 pagi sesudah makan pagi gue masuk kamar dan liat ternyata ada banyak banget miss call. Langsung perasaan gue gak enak dan bener aja, ada satu sms dari Tante Mur yang bilang kalo mamah udah gak ada. Inalillahi wa ina ilaihi rajiuun. Langsung aja gue konfirmasi ke semua orang dan masih berharap siapa tau berita ini salah dan mamah cuma sakit aja. Tapi memang ternyata berita tersebut benar. Dari cerita saudara gue yang di Malang, ternyata sehari sebelumnya setelah pagi gue telepon dan mamah bilang udah baikan, siangnya mamah gak mau makan lagi bahkan malam juga gak mau makan. Dan keesokan harinya, pagi-pagi sekitar jam 06.00 pagi ketika mamah sehabis ganti baju untuk ke dokter/rumah sakit, mamah terjatuh/terduduk dan langsung meninggal dunia. Mudah-mudahan jalan yang diberikan oleh Allah untuk mamah meninggal adalah jalan yang gampang dan menjadi akhir yang baik untuk mamah.

Kalau diingat lagi, hari minggu terakhir sewaktu gue datang ke Tangerang dan sebelum mamah pergi ke Yogya, mamah cerita kalau mamah mimpi didatangi bapak yang entah kenapa raut mukanya ceria, datang dengan baju putih-putih seperti hendak ke pesta. Gue sendiri waktu diceritaiin sih biasa aja, soalnya mamah memang suka cerita kalo sehabis mimpi didatengin bapak. Tapi apa mungkin itu juga pertanda? hanya Allah yang tahu.

Mamah, maafkan anakmu ini yang belum bisa sepenuhnya berbakti padamu, yang selalu menyusahkanmu. Ya Allah sampaikanlah salam sayangku kepada mamahku, semoga mamah tenang di alam sana.

Salam sayang dari anak-anakmu Muhammad Indra Rizal, Astri Anindita dan cucumu Tara Divya Adara Rizal.

Sunday, July 08, 2007

Nangkring dulu aah...


IMG_4401, originally uploaded by astri anindita.

Cute Tara


IMG_4403, originally uploaded by astri anindita.

Like father like daughter - Sama sama cakep maksudnya


IMG_4410, originally uploaded by astri anindita.

Thursday, July 05, 2007

Aku cantik kan...


IMG_4351, originally uploaded by astri anindita.

Iya sayang.. kamu memang cantk sekali.. hehehehe

Aku bisa...


IMG_4365, originally uploaded by astri anindita.

Aku bisa pegang kaki nih... ayah.. bunda... pintar yaa aku...

ooo gitu ceritanya


IMG_4364, originally uploaded by astri anindita.

Tara and her first book...

Wednesday, June 27, 2007

Slow Down Culture

Biasa... dapet dari milis...


---------------------------------------------------

It's been 18 years since I joined Volvo, a Swedish company.
Working for them has proven to be an interesting experience.

Any project here takes 2 years to be finalized, even if the
idea is simple and brilliant. It's a rule. Globalize
processes have caused in us (all over the world) a general
sense of searching for immediate results. Therefore, we
have come to posses a need to see immediate results. This
contrasts greatly with the slow movements of the Swedish.
They, on the other hand, debate, debate, debate, hold x
quantity of meetings and work with a slowdown scheme. At
the end, this always yields better results. Said in another
words: 1. Sweden is about the size of San Pablo, a state in
Brazil. 2. Sweden has 2 million inhabitants.
3. Stockholm, has 500,000 people.
4. Volvo, Escania, Ericsson, Electrolux, Ikea are some of
its renowned companies. Volvo supplies the NASA.

The first time I was in Sweden, one of my colleagues picked
me up at the hotel every morning. It was September, bit cold
and snowy. We would arrive early at the company and he would
park far away from the entrance (2000 employees drive their
car to work). The first day, I didn't say anything, either
the second or third. One morning I asked, "Do you have a
fixed parking space? I've noticed we park far from the
entrance even when there are no other cars in the lot." To
which he replied, "Since we're here early we'll have time to
walk, and whoever gets in late will be late and need a place
closer to the door. Don't you think? Imagine my face.

Nowadays, there's a movement in Europe name Slow Food. This
movement establishes that people should eat and drink slowly
, with enough time to taste their food, spend time with the
family, friends, without rushing. Slow Food is against its
counterpart: the spirit of Fast Food and what it stands for
as a lifestyle. Slow Food is the basis for a bigger movement
called Slow Europe, as mentioned by Business Week.

Basically, the movement questions the sense of "hurry" and
"craziness" generated by globalization, fueled by the desire
of "having in quantity" (life status) versus "having with
quality", "life quality" or the "quality of being". French
people, even though they work 35 hours per week, are more
productive than Americans or British. Germans have
established 28.8 hour workweeks and have seen their
productivity been driven up by 20%. This slow attitude has
brought forth the US's attention, pupils of the fast and the
"do it now!".

This no-rush attitude doesn't represent doing less or having
a lower productivity. It means working and doing things with
greater quality, productivity, perfection, with attention to
detail and less stress. It means reestablishing family
values, friends, free and leisure time. Taking the "now",
present and concrete, versus the "global", undefined and
anonymous. It means taking humans' essential values, the
simplicity of living.

It stands for a less coercive work environment, more happy,
lighter and more productive where humans enjoy doing what
they know best how to do. It's time to stop and think on how
companies need to develop serious quality with no-rush that
will increase productivity and the quality of products and
services, without losing the essence of spirit.

In the movie, Scent of a Woman, there's a scene where Al
Pacino asks a girl to dance and she replies, "I can't, my
boyfriend will be here any minute now". To which Al responds
, "A life is lived in an instant". Then they dance to a
tango. Many of us live our lives running behind time, but
we only reach it when we die of a heart attack or in a car
accident rushing to be on time. Others are so anxious of
living the future that they forget to live the present,
which is the only time that truly exists. We all have equal
time throughout the world.

No one has more or less. The difference lies in how each one
of us does with our time. We need to live each moment. As
John Lennon said, "Life is what happens to you while you're
busy making other plans".

Congratulations for reading till the end of this message.
There are many who will have stopped in the middle so as not
to waste time in this globalize world.

Thursday, May 31, 2007

Tara's First (Long)Trip

Akhirnya kita jalan-jalan juga ke luar kota sama Tara! :) Jalan-jalannya ke Bandung rame-rame sama ortu ku, adekku dan nyokap mertua, sebenernya sih rencananya pas long wiken seminggu sebelumnya tapi berhubung takut rame banget n malah kelamaan di jalan, akhirnya kita berangkat wiken minggu kemaren.

People say that you should avoid last minute packing when you have kids, unlike my mum, dakuw ini sebenernya termasuk golongan orang-orang yang last minute packing, mau pergi jauh/deket, dalem negri/luar negri, teteup aja baru packing sehari sebelum berangkat :-p Well now that I have a kid, I started packing 3 days before the trip *hihihi not much of a progress actually yah* Tapi barang-barang kita ga banyak juga tuh, cuma satu koper cabin suamiku aja yang kepake (yaiyalah wong nginepnya aja cuma semalem d'oohhh). Cuma pernak-perniknya itu doong.. maenannya Tara yang di crib semuanya dipindahin ke mobil pleuuus boneka, rattle, stroller dan bak mandi, walhasil penuhlah itu mobil :D Ohiya Tara kita dudukin di car seatnya, untung Tara termasuk anak yang mau duduk di car seat, malahan seringnya dia bobo kalo duduk di car seat.

Perjalanan berangkat lancar jaya, Tara juga anteng banget, habis tol Cawang udah bobo dia. Berangkat jam 8 pagi, sampe Bandung jam 11 siang, berhubung the rest of the group udah laper kita keluar di Moh. Toha biar bisa langsung maksi di Laksana. Konsekuensi jadi ibu-ibu yang punya anak bayi adalah mesti tabah nahan laper sementara ngeliat orang-orang pada dengan enaknya makan pake cocolan sambel yang muantebss pedesnya itu hihihihi... Habis makan kita langsung ke hotel biar bisa naro barang-barang. Since we like Ciumbuleuit area (in our last trip we stayed at Malya), this time we stayed at The Ardjuna (www.theardjunahotels.com) a few miles before Malya. Not quite as expensive as Malya but it's a fine boutique hotel.



Nyampe-nyampe di kamar, Tara nyengar-nyengir seneng, lega kali bisa tiduran. Lama banget loh kita nunggu kamarnya siap, jam 3 kali baru dapet, bete juga sih sebenernya tapi yasudahlah.


Abis istirahat bentar, sekitar jam 5-an kita ke Anakecil, sempet ribet juga nih nyari tempatnya. Nyampe ke Cisangkuy sih gampang, nah dari sana ke Cimandiri itu muter-muter. Udah berkali-kali ke Bandung, ntah kenapa selalu aja deh kita itu muter-muter di daerah situ :D But it's worth it, FO nya oh sungguh menyenangkan... So many cute clothes! Bundanya dan tantenya Tara langsung semangat 45, sementara Taranya bobo digendong eyangnya hehehe.. And the best thing is, harganya boo.. murmer banget. Kalo di Mothercare or Debenhams beli 3 baju (even during discounts) bisa habis sejuta, di FO ini dengan harga 1 stel baju disana bisa dapet 10 kali. Huehehehe... sow, borong dikitlah gue. Malemnya kita dinner di Rumah Nenek, wasn't really bcoz of the food *last time we went there the food was so-so*, cuma karna nyari resto yang paling deket aja karena udah malem n gue ribet musti navigate jalan gelap-gelap. At least lumay lah ambiancenya, kalo malem lebih menarik dibanding siang, memang di Bandung itu banyak banget tempat2 yang enak, seperti kata seorang temen, Bandung is like a heaven buat orang pacaran hehehe

Besoknya kita cuma ke FO-FO di Dago, dan karena ga ada baju2 lucu lagi buat anak kecil kita ga beli apa-apa. Sempet mertamu ke rumah omnya suamiku, terus check out dari hotel. Kita late lunch di Laksana (lagi!! hehehe) terus pulang deh.. Selama di Bandung sih Tara gak rewel, seneng malah dia, digendongnya digilir-gilir gitu sama eyang-eyangnya :-p. Tapi pas perjalanan pulang, Tara rewel, dia cuma bobo bentar terus ga bisa bobo2 lagi, soalnya kita ga langsung pulang, nganterin mamah mertua ke Karawaci dulu, in total si baby di mobil 4 jam (yaiyalah cape kali ya) Duuh sedih banget ngeliat dia gak nyaman dan nangis2 gitu, akhirnya di Karawaci kita brenti dulu di pinggir jalan. Pantesan aja dia rewel bajunya udah basah gitu, pas pampersnya dibuka juga udah basah-basah gitu. Habis ganti baju baru deh dia bisa tenang n bobo

All in all, it's one good trip, cuma satu yang kurang, no documentation! Kamera dan handycam ketinggalan huhuhuhu... Padahal udah dimasukin di backpacknya suamiku, cuma si backpacknya itu ditinggalin aja di tempat tidur *melirik ke suamiku*. Artinya, we should go for another trip nih hun, yang ini ga ada buktinya hehehehehe

Akhir yang Insya Allah baik...

Ini ada link dari blog lain yang kisahnya sangat bagus dan semoga bisa menjadi contoh bagaimana akhir hidup yang baik itu...

Tuesday, May 22, 2007

Us and dr. Wachyu



2 bulannya Tara



Tara dan bunda pas 2 bulan... 4,5 kg 55 cm... Langsing yaa...

Angkat kepalanya sayang...



Tara sayang lagi nyoba angkat2 kepalanya.... Dia sudah bisa dari 2,5 bulan... pinter juga yaa...

Wednesday, March 28, 2007

Life is a cup of coffee

Di bawah ini ada tulisan bagus yang didapat dari milis binabud, kiriman kak Irid.

-indra

-------------------------------------------------------------------------------------

A group of alumni, highly established in their careers, got
together to visit their old university professor. Conversation soon turned into complaints about stress in work and life. Offering his guests coffee, the professor went to the kitchen and returned with a large pot of coffee and an assortment of cups - Porcelain, plastic, glass, crystal, some plain looking, some expensive, some exquisite - telling them to help themselves to the coffee. When all the students had a cup of coffee in hand, the professor said:

"If you noticed, all the nice looking expensive cups were taken up, leaving behind the plain and cheap ones. While it is normal for you to want only the best for yourselves, that is the source of many problems and stress. Be assured that the cup itself adds no quality to the coffee. In most cases it is just more expensive and in some cases even hides what we drink.

What all of you really wanted was coffee, not the cup, but you consciously went for the best cups... And, then you began eyeing each other's cups.
Now consider this:
Life is the coffee; the jobs, money and position in society are the cups. They are just tools to hold and contain life, and the type of cup we have does not define, nor change the quality of life we live. Sometimes, by concentrating only on the cup, we fail to enjoy the coffee God has provided us. God brews the coffee, not the cups. Enjoy your coffee!

"The happiest people don't have the best of everything. They
just make the best of everything."

Live simply.
Love generously.Care deeply. Speak kindly.Leave the rest to God.

Our Beautiful Princess Has Arrived!

I have not been able to touch my laptop for more than half and hour these days and mostly it's for working on campus assignment or checking mails. But today, I'm finally taking the time to write about the most memorable day of my life. The day our princess is born.

Tuesday, February 27, 2007

Pergi kerja as usual, took care of things in the office before taking my maternity leave that starts on Thursday (but planning to call in sick tomorrow :-p). I'm scheduled to have a c-section on March 3rd. Went home by taxi alone coz hubby is at Simatupang (hiks). Spent the evening studying for Business Law exam on Thursday.

At 10 PM I finally gave up studying and decided to sleep, being 9 months pregnant makes me sleepy. Then at 11 PM, I woke up and I felt like I'm leaking, got up of bed to go to the bathroom and felt more water coming through. Panickly woke my hubby and told him I think my water just broke. Luckily I've already packed some of my things in the suitcase. Threw more things into the suitcase. Stupidly debating with my hubby whether or not I need to change my pajamas into decent clothing. Woke my parents.

Finally at 11.30 we all went to the hospital. As soon as I got to the hospital I was examined to check whether it really is my water that broke. Ternyata bener. They also attached a device to monitor my baby's heart beat. Turns out that device is also used to monitor contractions. Pas liat chartnya, susternya bilang "udah kontraksi ya bu?" Halah... gak liat apa ini udah kesakitan dari tadi. Udah every 3 minutes gitu loh. And by the way, menurut gue sih sakitnya bukan mules ya... more like one of those really bad menstruation cramps.

Akhirnya si suster telpon dokter wahyu n perintah pak dokternya disuruh kasi IV to slow down the contractions dan pain killer. Operasi dimajuin jadi jam 5.45 pagi. Duh... asli tegang banget, sebelumnya udah tegang mo operasi, tapi kan yang kebayang masih ntar hari Sabtu operasinya. Ini kok jadi serba mendadak gini. Pas mo dimasukin jarum infusnya aja deg2an banget (my first time ever!), dan ternyata mayan sakit juga :(. Disuruh suster untuk tidur, dan diantara sakit2 kontraksi gue bisa juga tidur hehehe... Dudulsnya adalah kita khusus beli handycam untuk ngerekam proses kelahiran baby dan diantara kepanikan berangkat ke rs handycam dan kamera sih kebawa. Tapi dvd media perekamnya malah ketinggalan!

Untungnya karena operasi masih beberapa jam lagi, my parents decided to go back to the house to pick up some stuffs yang ketinggalan, termasuk si dvd itu. Setelah bokap nyokap balik lagi ke rs, mulai deh suamiku sibuk2 merekam segala sesuatunya.

Wednesday, February 28 2007

Pas lagi tidur2 ayam gitu, sekitar jam setengah 3, suster dateng dan bilang kalo operasinya dimajuin lagi jadi jam 4. Heartbeat udah langsung meroket, takuuuut banget. Sempet ilfil banget sama suamiku yang sibuk ngerekam2 dan komen2. Nyokap dan suamiku masih boleh nungguin di tempat tunggu sebelum masuk ke OR. Yang dateng duluan dokter anastesinya. Dan ketika gue mo didorong ke ruang operasi, hubby sempet ga boleh masuk sama susternya. Protes dong.. kan dulu dokter wahyu bilang boleh ditungguin suami. Akhirnya susternya bilang tunggu dokter deh.

Masuklah gue sendiri ke ruang OR. Syerem booo... Takut banget kalo suntik spinalnya sakit banget (I've heard and read that it really hurts), sampe2 pas disuruh duduk dengan posisi meluk bantal sebelum disuntik I was shaking so badly. Dan.. ternyata it didn't hurt that much, agak ngilu aja dikit. Alhamdulillah deh.. dokternya jago juga. Pasang kateter juga salah satu hal yang gue takutin, untungnya ternyata pasang kateternya pas udah dibius spinal, so I didn't feel a thing. Dibius itu rasanya, mula2 kaki semutan gitu terus they started to feel numb. Gue tuh parno banget takut kalo anastesinya ngaco, misalnya jadi ga bisa ngomong apa2 tapi bisa ngerasain sakit, atau masih kerasa sakit ketika mulai operasi (again, I've read about these cases lho) jadinya waktu they start swabbing and i can still feel something i panicked and told the doctor "dok kok saya masih kerasa ya?" Dokternya nyuruh coba angkat kaki, ternyata i couldn't do it hehe okay so ternyata anastesinya bekerja dengan baik kok. Habis itu dokter wahyu dateng, dan gue pun nanyain ke dia suami boleh masuk nggak. Dia bilang "boleh-boleh.. (dengan style tenangnya itu) tapi ntar, sekarang kan masih di prep, jelek ntar kelihatannya". Dan ketika gue noleh ke kanan, i can see my reflection, yup memang nyeremin, lagi dipoles2 betadine gitu. Made a mental note to self not to look right during the operation, males lah ya ngeliat diri sendiri di belek2. Anyway, afterwards gue nggak terlalu inget lagi sampe they gave me my baby, nggak terlalu ngeh juga sebenernya, somehow I'm so drowsy eventhough harusnya anastesinya kan lokal. Habis itu nggak inget apa-apa lagi. Bangun-bangun dah di ruang pemulihan, dijenguk satu-satu sama hubby, mum n dad. Terus baby dibawa ke ruang pemulihan untuk disusuin. Baru deh ngeliatan mukanya baby ku dengan lebih jelas walaupun masih rada-rada lieur gitu.

Ternyata setelah nonton hasil recordingnya suami ku, mulai dari first incision sampe babynya keluar cuma butuh waktu 3 menit saja. Dokter wahyu pake ngasih aba-aba "Go" gitu pula. Begitu keluar dan dijungkirin, babynya langsung nangis dan dibersih-bersihin sama dsa nya. Warnanya langsung berubah dari biru-pucet gitu jadi merah (Apgar test nya Tara nilainya 9 loh :D ) Suamiku sempet juga nge shoot dikit proses pengeluaran plasenta tapi terus dia disuruh ngikutin babynya sama dokter. Ngeliatin babynya diukur-ukur (berat 3150 gr dan panjang 47 cm) terus di adzanin deh (ini juga berhasil dia rekam sendiri, handycamnya ditaro di meja dan pas aja gitu angle nge shootnya, canggih juga dia heheh).



Well.. begitulah proses kelahiran our beautiful princess, her name is Tara Divya Adara Rizal, artinya the beautiful and bright star from Rizal family (amiin).

Setelah lahiran, malemnya gue sempet menggigil parah dan disusul dengan panas tinggi selama beberapa hari. Untungnya bukan apa-apa cuma gue memang lagi flu dan daya tahan tubuh post-op kan menurun, jadilah panas. Diobatinnya cukup diinfus cairan yang banyak dan dikasi parasetamol. Salut sama dokter Wahyu, karena gue gak terlalu kesakitan pasca seksio. Padahal yang pake pain killer keras cuma 2 hari pertama, berikutnya cuma dikasi pain killer oral. Hari ketiga gue dah bisa jalan2 ke ruang bayi walaupun masih sakit kalo batuk. Mayan bangetlah dibandingin pengalaman orang-orang yang bisa berbulan-bulan masih kerasa sakit.



Sekarang Tara udah 1 bulan umurnya, udah akikahan, udah bisa ngeluarin bunyi-bunyian "nge.." dan "ah.." Senengnya tidur dipelukan bundanya, kalo ditaro di crib baru bentar udah nangis lagi. Sekarang sih ditengkurepin kalo siang biar bisa tidur lebih tenang gak keganggu moro refleksnya yang sering itu. Selain itu Tara sering cegukan. Kalo mau minum susu heboh sendiri, nyari-nyari di tempat yang salah hehehe. Tara nggak termasuk anak yang rewel sih, tapi she's definitely not a text book baby, forget about the 2 hour feeding schedule. Dia kadang-kadang tiap jam udah pengen minum lagi. Tapi kalo malam kadang-kadang the feeding schedule stretch to 3 - 4 hours. Jadi urutannya minum, bobo di pelukan, ditaro di crib bentar, mulai ngeluarin bunyi-bunyi mo nangis, pipis plus pup kadang-kadang, terus minum lagi deh... Untung udah siap popok 3 lusin :D Kalo malem mulai jam 9-an sih udah ganti pampers, kalo ngga bisa-bisa ga tidur semaleman :-p

Me? I'm starting to get the hang of motherhood (dikiiitt..) tapi at least better than the first days. Inget banget dulu, pulang dari RS hari Minggu, udah mo ditinggal sendirian di rumah hari Seninnya. Waduh.. nangis-nangis gue, stres berat, maklum, sebagai anak pertama dan yang paling tua amongst my cousins, gue sama sekali belom pernah berinteraksi sama baby. Mana ASI baru keluar dikit hiks. Akhirnya memaksa nyokap untuk stay at home hari Senin itu.

Sekarang sih udah bisa manage lebih baik (terbukti dengan udah bisanya gue online, nonton dvd dan nulis blog hehe). Peran suami tuh penting banget emang to support the wife. Kalo gak dibantuin bangun malem-malem, tepar juga gue. Ayahnya Tara sekarang juga dah pinter gendong, senengnya ngajak main Tara, tapi kalo Tara pipis atau pup pasti dioper ke bundanya hehee. Aa juga jagain Tara kalo gue kuliah, bertugas untuk memposisikan Tara kalo dia mo minum dan miringin badannya Tara kalo malem-malem dia bangun minta minum.




Ohya, for those planning on having a c section, I do recommend dokter Wahyu, selain ga terlalu lama sakitnya (gue udah mulai kuliah lagi di minggu kedua habis lahiran), jahitannya juga bagus, ga keliatan, cuma ada garis tipis aja below the bikini line.

Segitu dulu aja deh updatenya, ntar kalo sempet tulis2 lagi. Udah kangen nih sama Tara :D

Monday, March 26, 2007

50% Mummy 50% Daddy 100% Cute...

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tara dan bunda...

Tara lagi digendong bunda pas aqiqahan kemarin... cantik ya dua2nya.. hehehe

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Tara bobo nunggu bunda kuliah...

Ini fotonya Tara sedang bobo.. cape nunggu bunda yang lagi kuliah MM...

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Thursday, February 08, 2007

Till Death Do Us Part

"I take thee to be my lawful wedded wife, to have and to hold from this day forward, for better for worse, for richer for poorer, in sickness and in health, to love, honour, and cherish, 'til death do us part"

Kayanya ketika mengawali sebuah pernikahan, semua orang maunya bisa terus sama-sama bahagia dalam segala kondisi sampai jadi kakek nenek. Tapi what happend if the 'til death do us part' itu comes before you get to be an old happy couple holding hands waiting for your day to come? What happend if it comes waay before you expect it?

Kemaren itu, lagi gak banyak kerjaan di kantor, akhirnya gue pun blogwalking... Sampe akhirnya nyangkut di blog seseorang yang nyeritain berita tentang a woman who had made herself quite the talk in the Internet. Ibu ini sekarang sudah almarhum, beliau meninggal dunia di usia yang masih relatif muda sekitar bulan September tahun lalu dan ninggalin 2 anak yang masih kecil-kecil. Bukan berita tentang meninggalnya beliau yang bikin surprise, karena udah tahu ceritanya, tapi berita bahwa suaminya sudah menikah lagi awal Februari ini. Just 5 months after she passed away... Baca commentsnya orang2 sih rata2 mendukung, mengucapkan selamat dan bilang it's for the best especially for the children. Gue sih nggak kenal dan nggak tahu siapa istri barunya, tapi I guess dia adalah perempuan yang baik karena banyak yang mensupport pernikahan itu.

Sekitar akhir bulan lalu juga, seorang temen aa ada yang menikah, menurut cerita, istrinya yang pertama meninggal dunia dan anaknya masih kecil. Jadilah temennya aa itu menikah lagi.
Okay... I know I sound extremely selfish here, tapi kok gue mikirnya justru, "how could these men marry another woman just months after their wives died?? wouldn't it be like betraying their wives?"
Banyak yang bilang pernikahan itu mengutamakan kepentingan anak-anak yang masih kecil. Tapi apa iya cuma itu yang jadi landasan? Laki-laki nggak akan menikah lagi cuma gara-gara butuh pengasuh untuk anaknya kan? Lagipula semua kegiatan yang dilakukan sebelum dan saat menikah kaya cari cincin, cari seserahan, siraman, resepsi, honeymoon dll sepertinya dilakoni dengan bahagia. Again, I will sound extremely selfish, tapi kok kayanya gimana gitu.. finding happiness again so soon after the person you think is your betterhalf left you for good?

Mungkin gue masih belom bisa memaknai the real meaning of love kali ya? Karena ada yang pernah bilang ke gue, elo bener2 cinta sama orang itu kalo his happiness means more than yours, if you would let him go so that he'll find happiness even if it means with someone else. Haduuh.. berat banget ya kalo gitu, I have to admit that I'm a selfish b*tch when it comes to love. Gue maunya, I give you my share of love and you give me mine. I want an equal share of love.

Anyways, seorang temen gue juga kehilangan pasangannya. Suaminya meninggal dunia ketika anaknya masih 1 tahun, tapi so far gak ada tuh orang2 yang menyarankan ke dia untuk cepet-cepet nikah lagi dengan alasan anaknya masih kecil. She wants to keep the memory of her husband, dan dia ngerasa she'll never love someone that much again. And she'll do her very best to give her son the love he deserves from both parents. Is she wrong for trying to do it by her self?

So... Is it about gender bias? Is it about culture? Apa karena masyarakat kita lebih bisa nerima laki-laki yang kawin lagi makanya lebih tolerable terhadap pria-pria yang udah menikah lagi meski istrinya baru aja meninggal? Apa karena laki-laki itu mahluk yang lebih practical daripada perempuan yang hang on to sentiments? Egois ya kalo nggak ingin suami dan anak2 lo nemuin pengganti lo sebagai istri dan ibu?

Friday, January 12, 2007

Jauh-jauh

Our offices are suppose to be closer now, but in fact hubby's office and mine are miles apart. Hiks...
One good thing is that in the morning, the traffic to his office is not so bad, thus he can still drive me to my office. But the problem lies in the afternoon. If I want to go home with him, I have to wait until around 7 PM (which is devastating, coz I don't want to be stuck in the office THAT long, work will keep coming my way if I stay until late, exposing myself longer to the mean evil sales :'( ). If I don't wait, I'll have to go home by taxi. First of all, we all know that taxis are not that safe in Jakarta, second, they cost a lot! To get home I have to pay around 50 thousand rupiah. Times 5, I'll be spending 250 thousand rupiah per week! It's waay more expensive than driving your own car. I can't drive now, not with this huge belly bump (with baby princess inside :p . And that's still one and a half month to go (amiin2 hope everything's well). Huuuhh... jangan2 what we're hoping can add to our saving malah kepake habis sama this whole additional travelling cost (gas and highway ticket for hubby and taxi for me).
Right now, I'm day dreaming about me, driving again, not depending on other people or taxi to go wherever i wanna go, in my new matic car *crossing my fingers so that this'll come true soon*.

Thursday, January 04, 2007

Pretty Baby Video - 30 - 31 weeks

Wanna see our pretty baby in action?